Sang Pencerah : Sebuah Perjuangan Dakwah


beberapa waktu yang lalu saya silaturahim dengan temen2 teater langit dalam rangka halal bi halal. pada waktu itu ada yang bawa otak-otak bandeng,bandeng asap, bawa kue dll dan aku??hanya bawa badan saja hehehe (*ga bawa apa2 maksudnya eh eh eh)
setelah kenyang makan otak-otak bandeng, eh ada yang ngajak nonton pilm terbaru yaitu sang pencerah. awalnya sih ga mau ikut soale nontonnya jam 8 malm gitu. tapi setelah loby-loby politik dilakukan, akhirnya jadi nonton sang pencerah (langsung aku mengcancel acra resepsi nikah seseorang hehe)
dan Subhanallah, tidak rugi aku meluangkan waktu nonton bioskop dengan film sang pencerah sekalipun harus merogoh dompet dengan nominal lumayan besar...

Awal film aku melihat perjalanan KH. ahmad dahlan yang awal mulanya bernama muhammad darwis, namun setelah naik haji dapet sertifikat nama baru (kok ada ya ganti nama pak sertifikat wkwkwk)

Namun setelah melihat keseluruhan film, subhanallah, aku bisa merasakan bagaimana perjuangan dakwah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan. Beliau berjuang untuk mengembalikan pemahaman islam seperti yang seharusnya, yang mana pada waktu itu pemahamannya sudah tercampur dengan kejawen. Maklum, lokasinya ada di jawa tengah yang sangat kental dengan islam kejawennya dan suasana keratonnya. Perjuangan dakwah yang dilakukan sangatlah berat. Hal itu diceritakan dengan :
1. langgar "KIDUL"nya yang akhirnya dirobohkan karena dianggap oleh masyarakat, tokoh setempat sebagai "kyai kafir" karena membawa pemahaman baru yang sangat asing dan aneh bahkan nyeleneh menurut pemahaman masyarakat saat itu. Pada waktu itu KH. Ahmad yang dperankan oleh Lukman Sardi mengkritik kebiasaan atau adat sesaji dll yang berbau syrik. Dan beliau juga memakai barang-barang atau benda yang kata masyarakat saat itu sebagai benda "KAFIR" karena yang membuat adalah belanda dan kroco-kroconya.
2. panggilan KH.Ahmad oleh masyarakat yang disebut KYAI KAFIR sehingga keluarga beliau, murid2 beliau dianggap kafir pula dan akhirnya dikucilkan oleh masyarakat. begitu pula ketika bliau mengembangkan sayap dakwah dengan mengajar agama islam di sebuah sekolah belanda dan beliau juga memakai pakaian layaknya orang2 belanda.blangkon, baju hem lengan panjang khas waktu itu, beskap dll.lengkap wes dia dianggap KAFIR karena menggunakan penampilan seperti orang2 yang sekolah di sekolahan belanda waktu itu.
Namun di sisi lain, KH. Ahmad Dahlan berhasil untuk membawa penampilan seorang muslim itu seharusnya rapi, tidak kumuh sehingga dari waktu ke waktu banyak murid2 yang ingin mempelajari islam lebih dalam kepada bliau.
Hingga akhirnya beliau mendirikan madrasah diniyah islamiyah namun dengan kemasan yang modern. Ada bangku, ada buku, ada papan tulis yang mana itu tidak pernah dilakukan oleh umat islam saat itu.

Saya sempat berfikir, apa yang dilakukan masyarakat termasuk para kyainya dengan "mengkafirkan" apa yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan muda waktu itu adalah sebuah tindakan yang wajar karena waktu itu masih penjajahan belanda sehingga semangat al wala` dan al bara` terhadap orang kafir sangat kuat. Namun menurutku juga tidak proporsional. ada adegan lucu dalam film itu. Ketika seorang kyai dari magelang datang ke madrasah KH. Ahmad Dahlan dan menggagap semua peralatan yang ada di madrasah itu sebagai peralatan kafir dan jika menggunakannya maka dia juga akan menjadi kafir. Namun tuduhan kyai tersebut di balik oleh Kyai Ahmad Dahlan dengan pernyataan bahwa kereta yang dipake kyai tersebut juga buatan belanda yang kafir. Akhirnya kyai tersebut tidak bisa menjawab dan pulang dengan wajah malu.

Aku banyak mengambil pelajaran dari film tersebut bahwa tidak mudah membawa masyarakat kepada kemurnian islam seperti jaman Rasulullah dulu. Terlebih jika sudah ada adat atau kebiasaan di masyarakat tersebut padahal adat tersebut melenceng dari ajaran islam yang benar. Juga bagaimana perjuangan dakwah Kyai ahmad Dahlah yang benar2 berat sehingga beliau akhirnya mendirikan sebuah pergerakan yang bernama MUHAMMADIYAH.

Mudah2an setelah ini, film2 indonesia dipenuhi dengan film2 "berkualitas", tidak hanya berkutat pada masalah cinta, pacaran, horor.
amin,

ciao.

9 comments:

mbah jiwo mengatakan...

nanti kita buat film bos...santai aja...

admin mengatakan...

ok mbah!!!aku mendukung penuh....

dhila13 mengatakan...

pengen nonton iniii.... blum sempat hikz..

admin mengatakan...

segera sempatkan mbak....rugi kalo ga nonton *promosi:p

juminten mengatakan...

hmmmm..... segala yang berbau "kontemporer" dan menentang tradisi kebanyakan memang ditentang oleh masyarakat di sekitarnya

kaos couple mengatakan...

apa yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan betul-betul pantas di contoh, keep posting sob..

renungan mengatakan...

SUBHANALLAH.. beliau memang tokoh luar biasa.

OEN-OEN mengatakan...

tak mudah menjadi Ahmad Dahlan

bisnis cepat kaya mengatakan...

sungguh perbuatan yang baik.

Posting Komentar

cyber berkata........