Baik = Bermanfaat Untuk Orang Lain

2 comments

Sebenarnya malam ini aku tidak ada niatan untuk menulis di blog, tapi emang murni ingin ngenet dan online (kayak lagunya saikoji aja hehehehe). Setelah browsing cukup lama sembari lihat-lihat blog temen-temen seperjuangan, sempat muncul rasa iri juga ketika melihat isi blog mereka. Dan kemudian membandingkan keadaan blogku. Akhirnya terbersit keinginan untuk mengumpulkan seluruh ide-ide yang berserakan di pikiranku ini yang kemudian menyusunnya menjadi sebuah tulisan yang entah berbobot apa tidak. setelah terakhir kali aku mengupdate blogku dan memutuskan untuk menjadikan blog salah satunya sebagai sarangnya kodok hehehehe......

Beberapa waktu yang lalu, aku teringat sebuah hadits yang berbunyi "khoirunnas anfa`uhum linnas" yang artinya "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain". Kalo dilihat secara sepintas, hadits ini cukup simple aja, mudah difahami, mudah dihapal dan kemudian diajarkan ke orang lain. Namun pertanyaannya adalah bagaimana dengan aplikasinya???

Sempat aku merenungi hadits ini, mengaca pada diriku sejauh mana aku mengaplikasikan hadits ini. Sampe sekarang aku telah ikut kurang lebih 6 organisasi (setidaknya itu sesuai dengan jumlah folder yang ada di data laptopku :D). Aku kembali mengaca sejauh mana azas kebermanfaatan ini bisa aku terapkan. Apakah aku benar-benar sudah bermanfaat untuk orang lain???biarlah aku sendiri yang menjawab pertanyaan itu.

Menurut bukunya Anis Matta yang judulnya 8 MATA AIR KECEMERLANGAN (sempat aku berfikir nakal kenapa ust.anis matta menggunakan angka 8 hehehehe)yang baru aku beli bahwa ada 3 hal yang bisa mengembalikan kecemerlangan manusia-manusia muslim seperti zaman Rasulullah SAW. Yang pertama adalah adanya keimanan yang kuat yang menghujam kedalam sanubari, hati, jiwa orang tersebut. Sehingga dengan keimanan tersebut menjadikan landasan perbuatan, landasan berfikir, landasan beramal, landasana berda`wah dll. Apa yang diperbuat oleh seseorang mencerminkan bagaimana kondisi iman dia saat itu. Yang kedua adalah Partisipasi. Maksudnya adalah bagaimana partisipasi kita, kebermanfaatan kita terhadap masyarakat. Sehingga dengan adanya point kedua ini kita dituntut untuk tidak hanya soleh untuk diri sendiri, namun juga bisa mensolehkan orang lain. Nah, disinilah letak aplikasi dari hadits diatas. Dan salah satu parameter sederhananya adalah bagaimana respon masyarakat / orang lain terhadap kita, apakah ketika kita tidak ada, kita dirindukan, ditunggu-tunggu kedatangannya. Atau malah adanya kita dengan tidak adanya kita tidak membawa perubahan apa-apa...alias wujuduhu ka`adamihi....

Yang ketiga adalah kontribusi. Maksudnya adalah setelah kita bisa mensolehkan diri sendiri, mensolehkan orang lain, kita juga harus menguasai spesifikasi ilmu tertentu sehingga dengan ilmu itu kita bisa beramal. Dan ketiga hal diatas sangat berkaitan erat satu sama lain. Kalo ada yang tidak ada salah satunya maka bisa dipastikan akan terjadi ketidak seimbangan.

Nah, oleh karena itu kadang aku membayangkan sudah sejauh mana aku bermanfaat untuk orang lain. Jangan-jangan aku sudah merasa bermanfaat sekali untuk orang lain namun orang lain tersebut malah beranggapan sebaliknya.

Yang jelas, aku akan terus berusaha untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Menjadi Problem Solver untuk setiap masalah yang ada, bukan malah menjadi Trouble Maker terhadap wajihah yang aku ikuti.

Semoga.......

So, Sudah kah kita Bermanfaat untuk orang lain hari ini ??? ......

Lanjut mbacanya gan...“Baik = Bermanfaat Untuk Orang Lain”  »»