Hidup tidak selalu di atas

0 comments

hidup ini bagaikan sebuah roda
kadang diatas, namun bisa juga dibawah
yang sering jadi permasalahan
orang sering tidak mengerti
bagaimana merubah posisi di bawah
menjadi kembali diatas.......

hmm....kayaknya puisi (atau lebih tepatnya ngawur hehehe) bisa juga untuk mengawali tulisan kali ini.Ya...... begitulah kehidupan. maka rasanya tidak lengkap jika kita berada dibawah terus karena bisa jadi itu menunjukkan kita telah puas dengan keadaan itu sehingga merasa tidak perlu berjuang untuk berada di posisi atas. Namun tidak baik juga jika kita terus menerus berada diatas karena bisa dipastikan kita tidak akan bisa memahami apa yang dirasakan oleh yang "bawah".

begitu juga dengan diriku. Aku sudah pernah merasakan juara kelas pada saat di pesantren dulu. Dulu setelah lulus SD aku masuk Pesantern Persis dan almadulillah prestasiku rata-rata berada di atas sekalipun terkadang juga turun. Lalu berpindah ke Pesantren MII (Ma`had Al-Ittihad Al-Islami) dan juga alhamdulillah aku selalu berada di peringkat 3 besar. Sampai-sampai teman-temanku heran kok bisa-bisanya santri baru meraih peringkat atas. jujur ini bukan sombong, namun aku rindu akan suasana seperti itu. Karena setelah kuliah aku tidak pernah lagi merasakan suasana itu. Dan sampai semester ini pun aku malah terpuruk.......

Aku hanya bisa berhuznudzon kepada ALLAH karena aku yakin ini adalah pemberian terbaikNya. Aku yakin ada skenario yang luar biasa yang akan aku ketahui dan aku nikmati nanti jika aku bisa melewati "ujian" ini. Mungkin Allah menghukumku dikarenakan kesombonganku karena pernah menjadi juara kelas. Mungkin Allah menghukumku karena terkadang aku meremehkan suatu mata kuliah. Mungkin Allah juga ingin mengajarkan bahwa untuk menjadi pemenang yang sejati maka seharusnya merasakan terlebih dahulu kekalahan sehingga bisa belajar dari kekalahan itu.

Aku jadi teringat suatu cerita peperangan umat Islam di zaman Rasulullah dimana pada saat perang Uhud, pasukan muslimin mengalami kekalahan karena tidak mentaati perintah Rasulullah. Bahkan akibatnya Rasulullah pun mengalami luka. Iborhnya adalah itulah akibat tidak taat pada pimpinan (pada waktu itu Rasulullah) sehingga mengakibatkan kekalahan kerugian yang besar dari pihak kaum Muslimin. Dan ternyata para sahabat sadar dan belajar dari kesalahan itu sehingga kaum muslimin bisa menang pada peperangan-peperangan selanjutnya atas izin Allah.

Aku yakin Allah ingin mengajarkan rasa kalah itu sehingga bisa mengantisipasi agar tidak kalah untuk kedua kalinya. Menyesal???ya iyalah, Kecewa?? pastinya. Namun aku juga sdar bahwa tidak cukup hanya sekadar menyesal dan kecewa. Yang lebih penting adalah bagaimana kita merubah posisiku yang sekarang di bawah menjadi kembali ke atas.

Ya Allah, terima kasih karena Engkau telah memberikan pelajaran yang begitu berharga sehingga tidak mungkin aku lupakan.

Mudah-mudahn semester depan aku bisa melewati ujian ini dengan meraih hasil yang lebih baik daripada ini. Amin.

Lanjut mbacanya gan...“Hidup tidak selalu di atas”  »»